Sitinggil di Trowulan

Saya belum bisa membayangkan di mana letak Mojokerto dari Surabaya. Ini saya rasakan sampai dengan menjelang keberangkatan saya ke kota yang dulu kala merupakan ibu kota kerajaan Majapahit.

Di Mojokerto, peninggalan jaman Patih Gajah Mada masih jelas jejaknya. Salah satunya adalah situs Sitinggil di Trowulan, sekitar 30 menit dari pusat kota Mojokerto, yang sempat saya datangi. Situs yang menurut cerita, konon, dulu menjadi tempat raja menyampaikan titah dan tempat bersemadi. Tumpukan batu bata yang besar terlihat seperti foto di samping saya ini.

*****

Awal bulan Juni, saya kebetulan ada tugas ke wilayah Jawa Timur. Tujuan saya selain Mojokerto adalah Jombang. Kalau ada waktu sekalian mampir ke Madiun.

Sehari sebelum berangkat, saya sempatkan membeli peta Jawa Timur di GRAMEDIA Plasa Semanggi. Saya sama sekali belum pernah bepergian ke daerah ini. Surabaya sekali pun. Saya baru tahu kalau untuk ke Mojokerto, dari bandara Juanda Surabaya, mesti melewati Sidoarjo.

Pas hari keberangkatan, setelah tiba di bandara Juanda, saya langsung mencari rental kendaraan. Teman saya memberi tahu, di Juanda banyak sekali rental mobil. "Gampang Kun", katanya. Nyatanya memang begitu. Gampang. Ingat pesan teman saya, menjadikan saya tidak ambil pusing. Begitu ada satu orang yang menawarkan jasa rental mobil, saya langsung mengiyakan. Saya takut kesiangan. Waktu itu jam sepuluh, sedangkan saya janji di Mojokerto jam satu siang.

"Daripada terlambat, mendingan langsung saja", pikir saya. Nyatanya saya salah pilih. Kendaraan yang saya tumpangi jenis Kijang lama yang AC nya sudah tidak dingin lagi. Dari segi fisik sih lumayan. Tapi begitu jalan, hanya semburan blower yang saya rasakan. Mau turun ganti mobil, kasihan juga. Akhirnya perjalanan saya ke Mojokerto selama lebih kurang empat puluh lima menit, dilalui dengan ketidaknyamanan. Gerah.

Sampai di Mojokerto, yang kami cari adalah Hotel Slamet. Bersih, dan cukup layak untuk beristirahat. Jangan harap bakal ditemui hotel berbintang di kota ini. Begitu selesai check in, saya langsung memutuskan mencari tempat makan. Berbekal informasi di internet lewat www.ayojajan.com, saya menuju DEPOT ANDA. Saya diyakinkan lagi setelah sopir yang saya ajak menanyakan ke orang yang kami temui.

Tidak salah jika saya memilih DEPOT ANDA. Rumah makan yang berjarak sekitar 100 meter dari Hotel Slamet, sudah berdiri sejak tahun 60-an. Sekarang saja sudah memasuki generasi yang kedua pengelola rumah makan ini. Menu yang tersedia adalah nasi rawon, sop buntut, sop buntut bakar, nasi pecel dan soto. Ada juga nasi rames. Aksesorisnya lumayan lengkap. Emping, kacang, rempeyek, tempe, tahu atau daging empal.

Hari itu saya mencoba nasi pecel. Pedas, dan bumbunya kacangnya agak putih. "Tidak semerah pecel yang biasanya saya makan", saya membatin. Pelengkap nasi pecel adalah rempeyek udang. Saya merasa belum sukses siang itu. "Mestinya tadi saya makan nasi rawon", sesal saya sambil melihat sopir yang makan amat lahap di depan saya.

(Kundiyarto M. Prodjotaruno/bersambung)

1 Comments:

At 5:51 PM, Blogger Febe Kurniasari Wibowo said...

Segenap keluarga besar Hotel Slamet Mojokerto mengucapkan banyak terima kasih atas kunjungan anda.
Dan tak lupa kami ucapkan selamat tahun baru 2009.

Salam,

Hotel Slamet Mojokerto

 

Post a Comment

<< Home

New Page 1